KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah, “AKHLAQ TERHADAP TUHAN,RASUL DAN MANUSIA” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi – materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam belajar pendidikan agama islam, serta mahasiswa juga dapat memahami nilai – nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.
Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini, para mahasiswa akan mampu menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar Pendidikan Agama Islam. Dan dengan harapan semoga mahasiswa mampu berintrospeksi pada dirinya sendiri.
Jakarta, 18 April 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
BAB I PENDAHULUAN 2
1. LATAR BELAKANG 2
2. TUJUAN PENULISAN
BAB II AKHLAQ TERHADAP ALLAH,RASULALLAH DAN MANUSIA 3
1. AKHLAQ TERHADAP ALLAH 5
2. AKHLAQ TERHADAP RASUL 6
3. AKHLAQ TERHADAP MANUSIA 10
BAB III PENUTUP 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kami menyadari bahwa etika, moral dan akhlak bangsa saat ini terutama remajanya sangat memprihatinkan sehingga kami memfokuskan untuk membahas secara mendalam tentang realistis akhlak yang menjadi fenomena dikalangan remaja bangsa kita pada umumnya sesuai dengan norma agama islam pada khususnya. Makalah ini kami beri judul “Akhlaq Terhadap Tuhan, Rasul, dan Manusia” karena judul ini kami rasa cukup untuk menggambarkan fenomena tersebut diatas sesuai dengan isi makalah ini.
1.2. TUJUAN PENULISAN
Untuk memecahkan masalah penjadwalan kuliah, meminimalkan banyaknya warna yang digunakan untuk mewarnai setiap simpul, memaksimumkan fasilitas perkuliahan yang telah disediakan kampus dan mencegah terjadinya bentrokan waktu kuliah antara fakultas yang satu dengan yang lainnya.
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam, dikarenakan Penulis masih berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Tehknik Informatika,
BAB II
AKHLAQ TERHADAP ALLAH,RASULALLAH DAN MANUSIA
PENGERTIAN AKHLAQ
Akhlaq dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari khuluk خلق yaitu perilaku.
Jadi ahlak adalah perilaku manusia secara umum. Dengan ini ahlak atau perilaku itu bisa baik ataupun buruk. Kita bisa menyebut ahlak hasanah =ahlak hasanah = ahlak yang baik. Kita juga sering menyebutnya dengan akhlaq karimah (akhlaq yang mulia) kita mengatakan akhlaq sayyi’ah sama dengan akhlaq yang buruk atau perilaku yang buruk.
Islam adalah agama yang mengatur cara berperilaku manusia. Tanpa perilaku yang baik manusia akan sangat berpotensial dalam membuat kerusakan. Perlunya membina ahlak adalah sebagai salah satu misi nabi Muhammad S.A.W dalam haditsnya:
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
Sesunnguhnya aku diutus untuk menyempurnakan keutamaan – keutamaan ahlak. Hadits shahih riwayat al-bukhari dalam al-adabul mufrad dari abu hurairah R.A.
Ahlak nabi adalah al-qur’an itu sendiri sebagaimana yang diriwayatkan aisyah R.A ketika ditanya tentang akhlak nabi S.A.W beliau menjawab: akhlak nabi adalah al-qur’an.
Ibnu katsir mengatakan: artinya nabi adalah pengaplikasian al-qur’an baik menjalan perintahnya ataupun meninggalkan larangannya, sebagai sifat dan budi pekertinya. Istiqamah pada al-qur’an dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangannya. Mempunyai akhlak yang dipuji oleh al-qur’an dan menjauhi dari segala yang Al-Qur’an cela.
Ibnu katsir mengatakan: artinya nabi adalah pengaplikasian al-qur’an baik menjalan perintahnya ataupun meninggalkan larangannya, sebagai sifat dan budi pekertinya. Istiqamah pada al-qur’an dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangannya. Mempunyai akhlak yang dipuji oleh al-qur’an dan menjauhi dari segala yang Al-Qur’an cela.
Ahlak jahiliyyah sebelum islam datang:
1. Menguburkan anak hidup-hidup
2. Banyaknya perzinahan
3. Berjudi
Akhlak hasanah / karimah secara garis besar bisa dibagi menjadi dua:
Yang pertama adalah berakhlak yang baik kepada pencipta yaitu Allah S.W.T :. Yaitu dengan cara menerima segala hukum syari’at dengan ridha’ dan pasrah. Tidak merasa keberatan dengan hal-hal tersebut. Apabila Allah memerintahkan kepadanya untuk shalat , zakat , puasa
1. Menguburkan anak hidup-hidup
2. Banyaknya perzinahan
3. Berjudi
Akhlak hasanah / karimah secara garis besar bisa dibagi menjadi dua:
Yang pertama adalah berakhlak yang baik kepada pencipta yaitu Allah S.W.T :. Yaitu dengan cara menerima segala hukum syari’at dengan ridha’ dan pasrah. Tidak merasa keberatan dengan hal-hal tersebut. Apabila Allah memerintahkan kepadanya untuk shalat , zakat , puasa
- Akhlaq Terhadap Allah Swt
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Sikap atau perbuatan itu memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak sebagaimana telah disebut diatas. Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu beakhlak kepada Allah. Pertama, karena Allah-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk



Artinya : 5) "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia tercipta dari air yang terpancar, (7). yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada. (At-Tariq:5-7)

Artinya: "Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur. ( Q.S An-Nahal : 78)

Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah dalam surat Al-Jatsiyah ayat 12-13.

Artinya (12) "Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. (13), "Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir. (Q.S Al-Jatsiyah :12-13 ).

Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S Al-Israa : 70).
Sementara itu menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkaunya.
Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya yang berjudul "Membina Moral dan Akhlak" bahwa akhlak terhadap Allah, itu antara lain :
a. Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.
b. Berbaik sangka kepada Allah SWT.
c. Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
d. Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
e. Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
f. Senantiasa mengingat Allah SWT.
g. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
h. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah SWT, manusia seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh keridhaan-Nya.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, terutama melaksanakan ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslah menjaga kebersihan badan dan pakaian, lahir dan batin dengan penuh keikhlasan. Tentu yang tersebut bersumber kepada al-Qur'an yang harus dipelajari dan dipelihara kemurnianya dan pelestarianya oleh umat Islam.
- Akhlaq Terhadap Rasulullah
Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya, namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat kita harus berakhlak baik kepada-Nya. Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya.
1. Ridha Dalam Beriman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul Saw merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan akan terasa menjadi nikmat dan lezat manakala kita memiliki rasa ridha dalam keimanan sehingga membuktikan konsekuensi iman merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan. Karenanya membuktikan keimanan dengan amal yang shaleh merupakan bukan suatu beban yang memberatkan, begitulah memang bila sudah ridha. Ridha dalam beriman kepada Rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadits Nabi Saw:
Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah).
2. Mencintai dan Memuliakan Rasul

Artinya : Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (QS At-Taubah : 24).
Disamping itu, manakala seseorang yang telah mengaku beriman tapi lebih mencintai yang lain selain Allah dan Rasul-Nya, maka Rasulullah Saw tidak mau mengakuinya sebagai orang yang beriman, beliau bersabda:
Tidak beriman seseorang diantara kamu sebelum aku lebih dicintainya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan semua manusia (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i).
3. Mengikuti dan Mentaati Rasul
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya:

Artinya : Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS An-Nisaa:69).
Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul Saw, Allah Swt akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman yang artinya: Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al-Imran : 31)
Oleh karena itu, dengan izin Allah Swt, Rasulullah Saw diutus memang untuk ditaati, Allah Swt berfirman yang artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan izin Allah (QS An-Nisaa : 64).
4. Mengucapkan Shawalat dan Salam Kepada Rasul

Artinya: Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS Al-Ahzab : 56).
Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justeru akan membawa keberuntungan bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasul Saw:
Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali (HR. Ahmad).
Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak mengucapkan shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul Saw sebagai orang yang paling utama kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda: Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku (HR. Tirmidzi).
5. Menghidupkan Sunnah Rasul
Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda:
Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku (HR. Hakim).
Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah Saw.
6. Menghormati Pewaris Rasul
Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS Faathir:28).
Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh Rasulullah Saw:
Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmui kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil mbagian yang besar (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Karena ulama disebut pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita untuk menghormatinya.
7. Melanjutkan Misi Rasul
Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw:
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar).
3. Akhlaq Terhadap Manusia
Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur'an berkaitan dengan perlakuan sesama manusia. Petunjuk dalam hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negative seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, tetapi juga sampai kepada menyakiti hati dengan cara menceritakan aib sesorang dibelakangnya, tidak perduli aib itu benar atau salah.

Artinya: "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerimanya), Allah Maha Kaya Lagi Maha Penyantun.(Al-Baqarah :263)

Artinya: "Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjaka.( An-Nur ayat 24 )
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
REFRENSI:
- Drs. H. Ahmad Yani, Ketua LPPD Khairu Ummah
- Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar